3.2 Tinjauan Umum Tanaman Anggrek
3.2.1 Asal Usul Dan Klasiifikasi Anggrek Dendrobium
· Asal Usul Tanaman Anggrek Dendrobium
Anggrek secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam phyllum Spermatophyta atau tumbuhan berbiji, kelas angiospermae atau berbiji tertutup, subkelas Monocotyledonae atau biji berkeping satu, ordo Gynandrae karena alat reproduksi jantan dan betina bersatu sebagai tugu bunga dan famili Orcidaceae atau keluarga anggrek (Kartiman, R. 2004)
Famili anggrek mempunyai 750 genus berbeda dengan 25.000 spesies dan lebih dari 30.000 kultifarbhasil persilangan (Hew dan Yong, 1996). Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek teresar di Asia (Werren dan Tettoni, 1996). Nama Dendrobium berasal dari bahasa Yunan, yang terdiri dari kata dendrom yang berartipohon dan beien yang berarti untuk hidup. Secara keseluruhan Dendrobium berarti tanaman yang hidup pada pohon. Genus Dendrobium diperkenakan oleh seorang botanist Swedia, Olaf Swarts pada tahun 1880. Botanist tersebut mendeskripsikannya dalam sembilan spesies. Dendrobium tumbuh di Asia Tenggara, Himalaya (Nepal dan Sikkim), Birma, provinsi Moulmein, India Barat Daya, Ceylon, Malaysia, Filipina, Indonesia, New Guinea, Australia, Cina, dan Jepang (Widiastoety.1999).
Bentuk daun anggrek bermacam-macam dari sempit memanjang, pensil, bulat, bulat lonjong, bulat telur, mata lembing/lanset, jantung dan masih banyak lagi variasi lainnya. Seperti umumnya tumbuhan monokotil, daun anggrek memiliki tulang daun yang sejajar dengan helaian daun dan tidak memiliki pertulangan yang bercabang. Tebal daun bervariasi dari tipis hingga tebal berdaging (sukulen). Pada setiap bukunya, daun melekat berselang-seling atau berpasangan dan setiap buku terdapat dua helai daun yang berhadapan (Widiastoety. 1999). Dendrobium mempunyai daun tebal (Hew dan Yong, 1996). Bentuk daun pada Dendrobium bigibbum dan Dendrobium phalaenopsis hampir sama, bentuk daunnya besar di bagian pangkal dan mengecil di bagian ujung. Panjang daunnya dapat mencapai 10 cm (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2004).
Ciri lain dari tanaman anggrek Dendrobium sp. adalah mempunyai pseudobulbs tegak lurus dengan daun dalam dua baris. Pseudobulbs biasanya membesar pada bagian paling dasar dan bagian tengah. Daun pada bagian paling bawah dari pseudobulbs adalah kecil atau tidak ada (Sutiyoso, Y. 2005).
Dendrobium sp. termasuk dalam tipe anggrek epifit yang dapat tumbuh pada pohon maupun batu, dengan beberapa akarnya menggantung di udara. Akar anggrej epifit umumnya lunak dan mudah patah, uung runcing, berklorofil, licin dan memiliki daya lekat. Rambut-rambut pendek yang melekat pada bagian akar digunakan untuk menyerap air dan hara (Syuhud, P. 2008.).
· Klasifikasi Dendrobium
Dendrobium adalah salah satu marga epifit yang paling banyak jumlah spesies dan varietasnya. Hampir 2000 spesies berada di wilayah asia seperti Indonesia, Malaysia, Jepang, Taiwan. Biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman, bahkan adapula yang dipakai teras rumah. Bunganya sangat indah dengan variasi warna yang banyak.
Anggrek dalam genus Dendrobium relatif mudah pemeliharaannya dan dari semua spesies kebanyakan rajin berbunga.
Menurut Dressler dan Dodson (2000), klasifikasi anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi :Spermathopita
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae
Ordo :Orchidales
Famili :Orchidaceae
Subfamili :Epidendroideae
Suku : Epidendreae
Subsuku : Dendribiinae
Genus : Dendrobium
3.2.2. Morfologi Tanaman Anggrek
A. Bunga
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragaman warna, dan bentuk bunga. Meski demikian anggrek memiliki struktur bunga yang sama dan khas.
Bunga anggrek terdiri dari :
1. Kelopak (Sepal)
2. Mahkota (Petal)
3. Lidah (labelum)
4. Bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan benang sari
Sepal yang dimiliki anggrek terdiri ata tiga helai dan di sela-sela sepal terdapat dua helai petai. Sedangkan labelum atau lidah bungga merupakan modifikasi dari petal.
B. Buah
Bentuk buah anggrek berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Buah anggrek merupakan lentera atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya merupakan rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang berkelainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam satu buah anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat lembut dalam ukuran yang sangat kecil.
Biji-biji anggrek tidak memiliki endosperm sebagai cadangan makanan sehinga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan biji. Perkecambahan di alam sangat sulit jika tanpa bantuan fungi (jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari mikoriza akan menembus embrio anggrek melalui sel-sel suspensor. Kemudian fungi tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang digunakan untuk perkecambahan biji-bii anggrdk.
C.Daun
Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan daun tersusun secara berjajar berselingan.
Daun anggrek memiliki ciri khas bertulang daun sejajar. Sedangkan bentuknya berbeda-beda, ada yang memanjang dan ada yang membulat tergantung pada spesies. Tipe daun menunjukan keadaan habitat anggrek.
Menurut pertumbuhan daunnya anggrek digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Kelompok Evergren ( tipe daun tetap segar/hijau), yaitu anggrek yang helaian-helaian daunnya tidak gugur serentak.
2. Kelompok Decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan tanaman mengalami masa istirahat, kemudian diganti tempatnya dengan munculnya bunga.
Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis dalam habitatnya di hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau terdegradasi walaupun daun-daunya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga memiliki julukan evergreen.
D. Batang
Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb (pseudo=semu, bulb=batang yang menggembung), berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering (Bose dan Battcharjee, 1980). Batang anggrek ada dua tipe yang dipengaruhi oleh titik tumbuhnya, yaitu :
a) Monopodial
Anggrek tipe monopodial hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh. Batang utama terus tumbuh dan tidak terbatas panjangnya. Bentuk batangnya ramping dan tidak berumbi. Tangkai bunga akan keluar diantara dua ketiak daun. Anggrek jenis ini dapat di perbanyak dengan cara stek batang dan biji. Kelompok anggrek monopodial yaitu genus Aerides, Arachnis, Phalaenopsis, Renanthera, Aranthera, Vanda dan lain-lain.
b) Simpodial
Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang memiliki batang utama yang tersusun oleh ruas-ruas tahunan. Anggrek tipe simpodial mempunyai batang yang berumbi semu (pseudobulb) yang juga berfungsi sebagai cadangan makanan. Masing-masing ruas dimulai dengan daun sisik dan berakhir dengan setangkai perbungaan. Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti bila pertumbuhan ke atas telah maksimal. Batang utama baru muncul dari dasar batang utama. Pada anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari tunas satu ke tunas lainnya yang disebut rhizome. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, stek batang dan biji. Kelompok anggrek simpodial yaitu genus Cattleya, Coelogyne, Dendrobium, Grammatophyllum, Oncidium dan lain-lain.
E. Akar
Akar anggrek berbrntuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah dengan ujung akar yang meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar akan tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akaaar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang telah tua menjadi coklat dan kering, kemudian akan digantikan oleh akar yang baru.
Akar pada anggrek berfungsi untuk mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lain dari akar adalah menempelkan dirinya pada tempat atau media tumbuh. Tanaman dikatakan sehat atau tidaknya dapat dilihat dari akarnya. Akar udara terdapat lapisan velamen yang berongga berfungsi untuk menyerap air dan udara. Akar ini juga dapat berfotosintesis karena mengandung butiran hijau daun (klorofil). Pada lapisan velamen terdapat Mycorhiza (myco= cendawan ; rhizome= akar) atau cendawan yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycoriza hidup secar simbiosis yaitu dengam memfiksasi fosfat untuk ditukarkan dengan hidrat dari tumbuhan.
3.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek
ada beberapa hal yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman anggrek supaya dapat tumbuh dengan baik, antara lain:
Iklim
· Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan anggrek.
· Sinar matahari sangat dibutuhkan. Kebutuhannya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
· Suhu minimun untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat celcius. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat celcius, maka daerah tersebut tidak dianjurkan ditanami anggrek.
· Tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70%.
Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu :
a) Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
- Serat pakis yang telah digodok
- Kulit kayu yang dibuang getahnya.
- Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
- Ijuk
- Potongan batang enau
- Arang kayu
- Pecahan genting/batu bata
- Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek semi epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
b) Media Untuk Anggrek Terrestria
Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis, dll.
c) Media Untuk anggrek Semi Terrestria
Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genting yang agak besar, ditambah pupuk kandangsekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis,dll. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a) Anggrek Panas (Ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-300C pada siang hari, 210C pada malam hari, dengan ketinggian 0-650 m dpl.
Contoh jenis anggrek ini adalah :
- Dendrobium phalaenopsis
- Orchidium Papillo
- Phaphilopedillum Bellatum
b) Anggrek Sedang (Ketinggian 150-1500 m dpl)
Anggrek sedang memerlukan suhu udara siang 210C, dan 15-210C pada malam hari dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
c) Anggrek Dingin (Lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-210C pada siang hari, dan 9-150C pada malam hari, dengan ketinggian 1500 m dpl.
Contoh anggrek dingin adalah :
-Cymbidium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar