MAKALAH
MANUSIA DAN BUDAYA
Diajukan
untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian
Kelompok
5
NAMA NIM
MH. Agi Fauzi Rasyidi 4122.1.17.12.0018
Rio Alamsyah 4122.1.17.12.0019
Widi
Sri Insani 4122.1.17.12.0024
Widi
Tri Rahayu 4122.1.17.12.0025
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
WINAYA MUKTI
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini berjudul “Manusia dan Budaya”. Dengan tujuan penulis sebagai sumber bacaan
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca. Serta digunakan untuk
memperdalam pemahaman materi tentang Manusia dan Budaya.
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Tanjungsari,
08 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR
ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
2.1 Pengertian Manusia dan Kebudayaan........................................ 3
2.2 Unsur
– unsur Kebudayaan........................................................ 4
2.3 Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat........................................ 5
2.4Sifat Hakikat Kebudayaan.......................................................... 7
2.5Kepribadian dan Kebudayaan.................................................... 9
2.6Gerak Kebudayaan..................................................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................... 14
3.3 Kesimpulan................................................................................ 14
3.2 Saran.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, orang
begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari – hari,
orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil – hasil kebudayaan. Setiap hari
orang melihat, mempergunakan dan bahkan kadang – kadang merusak kebudayaan.
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan
lebih teliti di pelajari oleh antropologi budaya. Akan tetapi walaupun
demikian, seseorang yang memperdalam perhatiannya terhadap sosiologi dan karena
itu memusatkan perhatiaannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja. Karena di dalam kehidupan nyata, keduanya tak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal.
Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua persoalan
tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain
kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola –
pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara – cara atau pola –
pola berfikir, merasakan dan bertindak.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah - masalah yang akan dibahas sebagai
berikut :
·
Pengertian
manusia dan kebudayaan.
·
Unsur
– unsur kebudayaan.
·
Fungsi
kebudayaan bagi masyarakat.
·
Sifat
hakikat kebudayaan.
·
Kepribadian
dan kebudayaan.
·
Gerak
kebudayaan.
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
·
Untuk
mengetahui dan memahami tentang manusia dan kebudayaan
·
Untuk
memahami berbagai unsur – unsur kebudayaan, fungsi kebudayaan, sifat hakikat
kebudayaan, kepribadian kebudayaan dan gerak kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengeritan Manusia dan Kebudayaan
Manusia berasal dari kata “ manu” (sansekerta), “mens”
(latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang (mampu mengusai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta , sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu.
Manusia
juga dapat di artikan berbeda baik menurut segi pandang biologis, rohani dan
istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara biologis manusia
diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (bahasa latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang di lengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi dimana, dalam agama di mengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang
tunduk kepada aturan hukum, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati dan seterusnya.Manusia di golongkan berdasarkan jenis kelaminnya.
Kata “ Kebudayaan berasal dari (sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk jamak
kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal –
hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Adapun
istilah culture yang merupakan
istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata
latin colere, artinya mengolah atau
mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudianculture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk
mengolah dan mengubah alam.
Seorang
antropolog, yaitu E.B Tylor (1871) pernah mencoba memberikan definisi mengenai
kebudayaan sebagai berikut
Kebudyaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan lain kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan
masyarakat.
2.2 Unsur – unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau
masyarakat terdiri dari unsur – unsur besar maupun unsur – unsur kecil yang
merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya
dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya Majelis
Permusyawaratan Rakyat disamping adanya unsur – unsur kecil seperti sisir,
kancing, baju, peniti dan lain – lainnya.
Beberapa
orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur – unsur pokok kebudayaan tadi,
misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1.
Alat
– alat teknologi
2.
Sistem
ekonomi
3.
Keluarga
4.
Kekuasaan
politik
Bronislow Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang
pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur – unsur pokok
kebudayaan sebagai berikut:
1.
Sistem
norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya
menguasai alam sekelilingnya,
2.
Organisasi
ekonomi,
3.
Alat
– alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu di ingat bahwa keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.
Organisasi
kekuatan.
Inti pendapat – pendapat para sarjana itu menunjuk pada
adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :
1.
Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga,
senjata, alat – alat produksi, transport dan sebagainya).
2.
Mata
pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (pertanian, perternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3.
Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
4.
Bahasa
(lisan maupun tertulis).
5.
Kesenian
( seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem
pengetahuan
7.
Religi
(sistem kepercayaan)
2.3 Fungsi Kebudayaan bagi
Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi
yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Seperti; kekuatan alam, maupun
kekuatan – kekuatan lainya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu
baik baginya. Kebutuhan – kebutuhan masyarakat sebagian besar di penuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar
oleh karena kemampuan manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan
kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi
segala kebutuhan.
Hasil
karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit unsur, yaitu;
1.
Alat
– alat produktif
2.
Senjata
3.
Wadah
4.
Makanan
dan minuman
5.
Pakaian
dan perhiasan
6.
Tempat
berlindung dan perumahan
7.
Alat
– alat transport
Dalam tindakan – tindakanya untuk melindungi diri
terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan
semata – mata bertindak di dalam batas – batas untuk melindungi dirinya.
Misalnya suku bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah jambi, masih
bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya.
Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks,
dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu
teknologi, memberikan kemungkinan – kemungkinan yang sangat luas untuk
memanfaatkan hasil – hasil alam dan apabila mungkin mengusai alam. Perkembangan
teknologi di negara – negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia,
Prancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya
tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.
Apabila manusia hidup sendiri, maka tak akan ada manusia lain yang merasa
terganggu oleh tindakan –tindakannya. Akan tetapi setiap orang, bagaimanapun
hidupnya, ia akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan
merupakan cara bertindak seseorang anggota masyarakat yang kemudian diakui dan
mungkin diikuti oleh orang lain. Khususnya dalam mengatur hubungan antar
manusia, kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau menurut istilah Ralph Linton “designs for living (garis – garis atau
petunjukdalam hidup).
Unsur – unsur normatif yang merupakan bagian dari
kebudayaan adalah sebagai berikut:
1.
Unsur
– unsur yang menyangkut penelitian (valuational
elements) misal apa yang baik dan buruk, apa yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan apa yang sesuai dengan keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan
keinginan.
2.
Unsur
yang berhubungan dengan apa yang seharusnya (Precriptive elements) seperti bagaimana orang harus berlaku.
3.
Unsur
– unsur yang menyangkut kepercayaan (cognitive
elements) seperti misalnya harus mengadakan upacara adat pada saat
kelahiran, pertungan, perkawinan, dan lain – lain.
Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan
menyesuaikan diri pada alam, juga kalau dia telah dapat hidup dengan manusia –
manusia lain dalam suasana damai. Maka, timbullah keinginan manusia untuk
menciptakan sesuatu untuk menyatakan perasaan dan keinginannya kepada orang
lain. Dengan demikian, fungsi kebudayaan sangat besar bagi manusia, yaitu untuk
melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai
wadah segenap perasaan manusia.
2.4
Sifat Hakikat Kebudayaan
Sifat hakikat kebudayaan adalah sebagi berikut;
1.
Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2.
Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.
Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4.
Kebudayaan
mencakup aturan – aturan yang berisikan kewajiban – kewajiban, tindakan –
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan yang dilarang dan
tindakan – tindakan yang diizinkan.
Sifat hakiat kebudayaan adalah ciri setiap
kebudayaan, akan tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang
esensial, terlebih dahulu harus memecahkan pertentangan – pertentangan yang ada
di dalamnya yaitu;
1.
Kebudayaan
bersifat universal ( terwujudnya kebudayaan yang berbeda, halmana tergantung
pada pengalaman pendukungnya yaitu masyarakat. Contoh; bangsa Indonesia, bangsa
Malaysia, bangsa Amerika dan bangsa Eropa mempunyai kebudayaan (jadi bersifat
universal)).
2.
Kebudayaan
bersifat stabil dan dinamis dan setiap kebudayaan mengalami perubahan –
perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau
perkembngan – perkembangan, hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat
statis.
3.
Kebudayaan
mengisi serta menentukan jalannya kehidupan, walaupun hal itu jarang disadari
oleh manusia sendiri. Jarang bagi seseorang untuk mengetahui kebudayaan sampai
pada unsur – unsur yang sekecil – kecilnya, padahal kebudayaan tersebut
menentukan arah serta perjalanan hidupnya.
2.5
Kepribadian dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya
merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan
perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiaannya,
karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri
seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau
tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya
di dalam memberikan jawab dan tanggapan.
Jawaban dan tanggapan merupakan perilaku
seseorang. Sebagai misal, apabila seseorang harus menyelesaikan perselisihan
yang terjadi antar dua orang. Keinginan untuk menyelesaikan perselisihan,
keinginan untuk tidak mengacuhkan atau keinginan mempertajam perselisihan
tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangkan tindakannya dalam mewujudkan
keinginan tersebut merupakan perilakunya.
Tipe – tipe kebudayaan khusus yang nyata
mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.
Kebudayaan
– kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan.
Contoh
di Indonesia: adat istiadat melamar mempelai di Minangkabau adalah berbeda
dengan adat istiadat melamar di Lampung. Di Minangkabau, lazimnya pihak wanita
yang melamar, sedangkan di Lampung pada umumnya pihak laki – lakilah yang
melamar calon istrinya.
2.
Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban
dan rural ways of life).
Contoh; perbedaan antar
seorang anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri diantara teman –
temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
social dan kebudayaan yang tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di
desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak mempunyai
sikap menilai (sense of value).
3.
Kebudayaan
khusus kelas sosial.
Contoh kehidupan di
Jakarta: cara berpakaian, etika dalam pergaulan, cara mengisi waktu senggang,
bahasa yang di pergunakan dan sebagainya.
4.
Kebudayaan
khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk
kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai mazhab di dalam satu agama
pun melahirkan pula kepribadian yang berbeda – beda di kalangan umatnya
5.
Kebudayaan
berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada
kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara – cara mereka bergaul.
2.6
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak
manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Gerak manusia terjadi oleh sebab dia mengadakan hubungan – hubungan dengan
manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di
dalam masyarakat.
a.
Akulturasi kebudayaan
Akulturasi terjadi
bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang tertentu dihadapkan
pada unsur – unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa,
sehingga unsur –unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi biasanya suatu masyarakat hidup
bertetangga dengan masyarakat –masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi
hubungan – hubungan, mungkin dalam lapangan pedagangan, pemerintahan dan
sebagainya.
Faktor yang
mempengaruhi terjadinya akulturasi:
1.
Faktor interal
Adapun faktor internal yang
mempengaruhi proses akulturasi adalah sebagai berikut:
Ø
Faktor – faktor yang berkaitan dengan jumlah
penduduk seperti tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk
Ø
Adanya penemuan baru
Ø
Adanya Discovery. Discovery merupakan penemuan
gagasan atau peralatan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Ø
Adanya invention atau kegiatan penyempurnaan dari
sebuah penemuan yang sudah ada sebelumnya.
Ø
Adanya permasalahan/ konflik yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat
Ø
Adanya pemberontakan atau revolusi dari pihak
tertentu.
2.
Faktor eksternal
Faktor dari luar yang mempengaruhi
proses akulturasi yaitu sebagai berikut:
Ø
Perubahan kondisi alam
Ø
Terjadi peperangan
Ø
Adanya pengaruh dari kebudayaan lain, yang terjadi
melalui difusi, akulturasi dan asimilasi. Difusi merupakan penyebaran
kebudayaan. Akulturasi adalah gabungan dari beberapa kebudayaan tanpa
menghilangkan ciri khasnya masing – masing. Sedangkan asimilasi adalah
merupakan perpaduanbeberapa budaya yang menghasilkan budaya baru tapi ciri
budaya lama malah hilang atau tidak tampak
Dampak akulturasi
Menurut
saebani, ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh akulturasi:
v
Terjadi perubahan sudut pandang tentang kehidupan
masyarakat. Misalnya dulunya silaturahmi
kepada keluarga harus dilakukan dengan berhadap – hadapan. Namun sekarang,
seiring perkembangan zaman, silaturahmi bisa dilakukan lewat telepon atau pesan
singkat.
v
Terjadi perubahan dalam pergaulan. Masyarakat kian
terbuka pada beberapa hal yang dianggap tabu. Contoh; remaja sekarang tak
canggung lagi memamerkan kemesraan di depan public
v
Masyarakat semakin terbuka pada ilmu pengetahuan,
misalnya tertarik pada penemuan baru, tertarik pada teknologi canggih.
v
Perubahan dari segi mentalitas, rasa malu, dan
kemampuan masyarakat. Contohya; seperti perempuan dulunya tidak bekerja dan
hanya berada di rumah saja. Namun sekarang, banyak sekali perempuan bekerja
atau menjadi pengusaha. Bahkan ada perempuan yang berkecimpung di dunia
politik.
§
Unsur – unsur kebudayaan asing yang mudah di terima
adalah:
ü
Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat – peralatan
yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menerimanya. Contoh; mesin ketik yang dahulu dipakai dapat
digantikan dengan computer dan printer yang akan memudahkan masyarakat untuk
mengolah dokumen, surat, tugas dan banyak lagiyang dapat mempermudah kehidupan
manusia.
ü
Unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar,
misal radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat masa
media. Munculnya kamera digital memberi manfaat yang sangat besar bagi
Fotografer, selain mempercepat produksi, kamera digital juga memberikan hasil
yang lebih baik daripada kamera yang masih menggunakan film.
ü
Unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur- unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi
yang dengan biaya murah serta pengetehuan teknis yang sederhana, dapat
digunakan untuk memperlengkapi pabrik – pabrik penggilingan.
§
Unsur – unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh
suatu masyarakat misalnya:
ü
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti
ideologi, falsafah hidup dan lain – lain.
ü
Unsur – unsur yang dipelajari pada taraf pertama
proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia
sukar sekali di ubah dengan makanan pokok yang lain.
ü
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu
– individu yang cepat menerima unsur – unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang –
orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
ü
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,
selalu ada kelompok individu – individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuiakan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
Proses akulturasi
yang berjalan dengan baik, dapat menghasilkan integrasi antara unsur – unsur
kebudayaan asing dengan unsur – unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian,
unsur – unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal
dari luar, akan tetapi di anggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan
merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini.
Manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari – hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Allah Swt.
Manusia mempunyai tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai cultural universals, yaitu :
1.
Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga,
senjata, alat – alat produksi, transport dan sebagainya).
2.
Mata
pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (pertanian, perternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3.
Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
4.
Bahasa
(lisan maupun tertulis).
5.
Kesenian
( seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem
pengetahuan
7.
Religi
(sistem kepercayaan)
Kebudayaan juga mengalami perubahan – perubahan
kebudayaan adalah sauatu keadaan dalam masyarakatyang terjadi karena
ketidaksesuaian diantara unsur – unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
3.2 Saran
Diharapkan kalangan
mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada sub bab.
Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih
dalam.
DAFTAR PUSTAKA
·
Soekanto,
Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Grafindo Persada
·
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/10/24/makalah-manusia-dan-kebudayaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar