Sabtu, 04 Mei 2019

Unwim Festival Padi 2019

Festival Padi 2019

Universitas Winaya Mukti (Unwim) berpartisipasi aktif dalam acara “Festival Padi 2019”. Acara ini diselenggarakan oleh Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kalensari, Indramayu dan Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB), Bogor dengan dukungan dari PT Pupuk Indonesia, BRI, BULOG dan Food Station Cipinang.
Acara ini digelar karena melihat persoalan yang muncul berkaitan tentang pertanian, seperti menurunnya keanekaragaman genetik benih, lunturnya budaya tani, dan juga regenerasi petani muda.
Festival Padi 2019 ini merangkum berbagai kegiatan dengan tujuan utama untuk memperkenalkan dan menguji benih-benih karya petani kecil, pelestarian budaya tani melalui pagelaran budaya dan menumbuhkembangkan kecintaan anak muda pada dunia pertanian melalui pameran maupun lomba fotografi.
Bersamaan dengan Festival Padi 2019, AB2TI juga mencetak Rekor MURI untuk “Menanak Nasi dari 90 Varietas Padi di 90 Pawon”.

SMK jurusan Kopi Pertama di Indonesia

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN)) Tanjung Sari, Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi percontohan sekolah yang memiliki jurusan kopi. Atas penunjukkan ini, menjadikan sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah di Jawa Barat, bahkan di Indonesia yang pertama kali menerapkan jurusan kopi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami menilai kebijakan tersebut tepat. Sebab program keahlian di SMK harus relevan dengan perkembangan saat ini.
Hasil gambar untuk sekolah kopi sumedang
"Saya setuju SMK harus relevan dengan ekonomi baru, sekarang lagi tren di seluruh dunia adalah ekonomi kopi," katanya.
Dia mengatakan sudah selayaknya Jawa Barat sebagai daerah penghasil kopi terbaik di dunia harus juga memiliki SDM handal bidang industri kopi. Dia menargetkan akan menerapkan SMK hal serupa di seluruh Jawa Barat.
Gubernur mengaku tengah merancang berbagai upayak untuk mempersiapkan Jawa Barat menjadi produsen kopi terbesar di dunia sejak tahun 2014. Di antaranya membagikan 10 juta benih kopi unggulan bersertifikat kepada petani.
"Distribusi satu juta pohon kopi telah dilakukan kepada 61 kelompok tani di enam Kabupaten. Di tahun 2015 dan 2016 telah disalurkan pula 4 juta benih kopi serta 5 juta benih di tahun 2017," ujar Kamil.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pada lima tahun mendatang yaitu 2018-2023, akan kembali mendistribusikan 23,5 juta kopi yang disebar ke seluruh daerah.

Festival Padi 2019

Festival Padi 2019 Pecahkan Rekor Muri

Festival Padi 2019 Pecahkan Rekor Muri
istimewa
memberikan penghargaan “Museum Rekor-Dunia Indonesia” kepada Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) untuk dua Rekor yaitu “Menanak Nasi di Pawon Terbanyak” dan “Panen Padi dengan Varietas Terbanyak” 
Kegiatan Festival Padi 2019 yang digelar Minggu (28/4/2019) April hingga Selasa (30/4/2019) ini memecahkan Rekor Muri.
Rangkaian kegiatan ini diinisiasi oleh Masyarakat Desa, petani dan Bumdes Kalensari, Indramayu dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI). Rangkaian acara dihadiri oleh ribuan masyarakat, petani, dan perwakilan AB2TI dari berbagai wilayah di Indonesia.
memberikan penghargaan “Museum Rekor-Dunia Indonesia” kepada Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) untuk dua Rekor yaitu “Menanak Nasi di Pawon Terbanyak” dan “Panen Padi dengan Varietas Terbanyak” yang dipersembahkan untuk masyarakat desa Kalensari, Indramayu dan petani kecil di seluruh Indonesia. 
Dalam siaran persnya yang diterima wartakota,  Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, pihaknya mengundang petani-petani dari seluruh Indonesia untuk mengirimkan benih padi karya mereka sendiri untuk diuji.
"Terkumpul 360 varietas padi karya petani kecil yang kemudian diseleksi lanjut dengan mengacu ke keragaman benih. Dari hasil seleksi diperoleh 90 varietas yang berbeda satu dengan yang lain kemudian ditanam serentak pada tanggal 15 Januari 2019 di lahan desa Kalensari seluas 9 hektar," ujarnya.
Selain “Nandur Bareng”, juga digelar lomba fotografi juga dilakukan untuk kalangan profesional yang diikuti oleh 336 peserta dan kalangan pelajar dengan menggunakan HP sebanyak 26 peserta.
"Hasil karya mereka kemudian disebarkan melalui berbagai media sosial untuk menarik minat anak muda ke dunia pertanian," tutur Dwi Andreas.
Pada bulan Maret hingga 30 April 2019 dilakukan panen 90 varietas yang ditanam di lokasi “Nandur Bareng”.
Cukup mengejutkan variasi yang ada diantara varietas-varietas karya petani kecil sangat tinggi dengan perbedaan umur panen dari yang super genjah dengan umur panen 65 HSS (hari setelah sebar) hingga 116 HSS. Hasil panen berkisar dari yang terendah 4,02 ton GKP (gabah kering panen) per hektar hingga tertinggi 14,06 ton GKP/ha.
"Hasil diukur bukan dari ubinan tetapi dari total lahan tanam untuk setiap varietas," tuturnya.
 Berdasarkan hasil yang diperoleh AB2TI melepaskan 3 varietas baru karya petani kecil yang berumur genjah dan tahan terhadap hama dan penyakit tanaman yaitu IF16 dengan potensi hasil 14 ton GKP/ha (14,06 ton/ha), IF17 dengan potensi hasil 10 ton/ha (10,14 ton/ha) dan IF18 dengan potensi 9 ton GKP/ha (9,10 ton/ha).
Produktivitas ketiganya diukur dari total hasil panen dari pertanaman seluas 0,5 hektar. Ketiga varietas baru tersebut akan segera disebar ke petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka.
"Pelepasan Varietas dan capaian Rekor MURI tersebut membuktikan bahwa petani kecil Indonesia memiliki kapasitas luar biasa dalam pemuliaan dan pengembangan benih untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional, peningkatan kesejahteraan petani kecil dan sistem pertanian berkelanjutan," kata dia.


Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Festival Padi 2019 Pecahkan Rekor Muri, http://wartakota.tribunnews.com/2019/04/30/festival-padi-2019-pecahkan-rekor-muri.

Editor: Ahmad Sabran

Sudah maju kah Pertanian Indonesia ???

Kondisi Pertanian Indonesia, Apakah Bisa Maju?


Indonesia dikenal dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan tingginya keanekaragaman hayati yang dimiliki, baik dilihat dari sektor pertanian, perikanan, maupun peternakan. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris dan maritim, karena kekayaan sumber daya alamnya. Selain itu, kondisi geografis yang strategis dan beriklim tropis menjadikan kualitas potensi alam yang lebih unggul dibandingkan dengan negara lain. Potensi ini harus bisa termanfaatkan secara optimal untuk menjadikan Indonesia maju, terutama dari sektor yang dekat dengan sumber daya alam, yaitu pertanian.
Pertanian di indonesia dapat dikatakan sebagai roda penggerak perekonomian nasional. Selain menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pertanian juga sedang menjadi prioritas untuk ditingkatkan produktivitasnya. Saat ini sektor pertanian Indonesia dari sisi produksi merupakan sektor kedua paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, setelah industri pengolahan. Posisi sektor pertanian masih di atas sektor lainnya, seperti perdagangan maupun konstruksi. Pada triwulan II 2017 sektor pertanian terus memberi kontribusi positif untuk perekonomian Indonesia. Kondisi ini tak lepas dari road map pertanian yang sudah disusun pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045.
Hasil gambar untuk pertanian
Kondisi Pertanian
Sampai saat ini Indonesia masih berusaha dalam meningkatkan produktivitas sektor pertaniannya, terutama tanaman pangan. Hal ini dilakukan untuk mendukung swasembada pangan berkelanjutan yang dilakukan melalui peningkatan produksi beras nasional. Peningkatan jumlah penduduk menuntut sektor pertanian untuk terus lebih produktif dalam mencukupi kebutuhan pangan. Pada tahun 2017 produksi padi nasional mengalami pertumbuhan 2,56% dibanding tahun sebelumnya. Produksi jagung juga meningkat 18,55%. Peningkatan ini bisa terjadi karena terus dikembangkannya sistem irigasi untuk sawah-sawah yang ada sehingga tidak lagi menjadi sawah tadah hujan. Dari data terakhir presentase luas lahan sawah irigasi sudah mencapai 58,41% atau sekitar 4,78 juta hektar dan sisanya masih berupa sawah non irigasi.
Pada tahun 2017 ini Indonesia sudah berhasil menghentikan impor beberapa komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Komoditas beras, cabai, dan bawang merah saat ini sudah tidak tergantung pada impor lagi. Pada tahun 2019 Indonesia juga berencana akan swasembada bawang putih dan gula konsumsi. Namun masih pada tahun ini ada beberapa komoditas yang mengalami banyak penurunan produksinya, seperti kedelai yang mengalami penurunan produksi 36,9% dan kacang tanah sebesar 15,8%. Hal ini menunjukkan masih kurangnya pemerataan upaya untuk meningkatkan produktivitas semua komoditas pertanian.
Pertanian Indonesia saat ini bisa dikatakan terus mengalami perkembangan. Namun jika dilihat lebih dalam, tetap beberapa permasalahan yang terus menghambat, salah satunya adalah penurunan tenaga kerja pertanian. Pada tahun 2016 lalu indonesia kehilangan 0,51% tenaga pertanian dan tahun ini kehilangan 2,21%. Selain itu, permasalahan yang menghambat perkembangan pertanian tahun ini adalah kurangnya benih berbagai komoditas tanaman pangan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sampai Oktober 2017 produksi benih padi inhbrida mengalami penurunan hampir 40 ribu ton dan padi hibrida hanya naik sekitar 15 ton.
Apakah Pertanian Indonesia Bisa Maju?
Tentu bisa. Dengan potensi yang dimiliki dan upaya serta strategi yang terus dibangun oleh pemerintah, pertanian Indonesia akan maju. Namun, tentunya dengan saling bekerjasamanya secara kontinyu semua aspek yang berhubungan, mulai dari petani sampai dengan pembuat kebijakan itu sendiri. Selain itu, dengan melihat prestasi sektor pertanian tahun ini dalam suksesnya swasembada beras menunjukkan perkembangan pertanian yang maju.
Usaha untuk memajukan pertanian Indonesia terus dilakukan untuk menghadapi permasalahan yang menghambat. Pada tahun ini pemerintah fokus dalam pembangunan jaringan irigasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dengan meningkatkan intensitas pertanaman dan luas areal tanam. Sasaran pembangunan irigasi ini mencapai 100 ribu hektar. Selain itu, pemerintah juga selalu melakukan inovasi untuk mendukung petani sebagai pelaku utama dalam mendongkrak produktivitas pangan nasional, seperti menciptakan varietas unggulan, metode budidaya, maupun penanganan hama. Inovasi lain adalah melakukan terobosan dengan menjaga luas tanam bulanan padi. Hal ini dilakukan dengan memonitor luas tambah tanam (LTT) padi di seluruh kawasan Indonesia setiap harinya. Selain memonitor LTT, pemerintah juga terus berusaha mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani di lapangan melalui Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian (BPTP) .
Dengan adanya dukungan dan kerja sama antara pemerintah dan petani, pertanian Indonesia tentu bisa maju.
Sumber: farming.id

Contoh Makalah Manusia dan Budaya


MAKALAH
MANUSIA DAN BUDAYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian

Description: C:\Users\WIDI SRI INSANI\Documents\unduhan.png

Kelompok 5
                                    NAMA                                                NIM
MH. Agi Fauzi Rasyidi                       4122.1.17.12.0018                 
Rio Alamsyah                                     4122.1.17.12.0019
Widi Sri Insani                                    4122.1.17.12.0024
Widi Tri Rahayu                                 4122.1.17.12.0025

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
2018
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul “Manusia dan Budaya”. Dengan tujuan penulis sebagai sumber bacaan khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca. Serta digunakan untuk memperdalam pemahaman materi tentang Manusia dan Budaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

                                                                                    Tanjungsari, 08 Oktober 2018


                                                                                                            Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................          i
DAFTAR ISI..............................................................................................          ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................          1
1.1 Latar Belakang...........................................................................          1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................          2
1.3 Tujuan........................................................................................          2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................          2
2.1 Pengertian Manusia dan Kebudayaan........................................          3
2.2  Unsur – unsur Kebudayaan........................................................          4
2.3 Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat........................................          5
2.4Sifat Hakikat Kebudayaan..........................................................          7
2.5Kepribadian dan Kebudayaan....................................................          9
2.6Gerak Kebudayaan.....................................................................          10
BAB III PENUTUP...................................................................................          14
3.3 Kesimpulan................................................................................          14
3.2 Saran..........................................................................................          15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................          16







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari – hari, orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil – hasil kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan dan bahkan kadang – kadang merusak kebudayaan.
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan lebih teliti di pelajari oleh antropologi budaya. Akan tetapi walaupun demikian, seseorang yang memperdalam perhatiannya terhadap sosiologi dan karena itu memusatkan perhatiaannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja. Karena di dalam kehidupan nyata, keduanya tak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat  yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola – pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara – cara atau pola – pola berfikir, merasakan dan bertindak.

1.2.   Rumusan Masalah
Adapun masalah - masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
·         Pengertian manusia dan kebudayaan.
·         Unsur – unsur kebudayaan.
·         Fungsi kebudayaan bagi masyarakat.
·         Sifat hakikat kebudayaan.
·         Kepribadian dan kebudayaan.
·         Gerak kebudayaan.
1.3.   Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·         Untuk mengetahui dan memahami tentang manusia dan kebudayaan
·         Untuk memahami berbagai unsur – unsur kebudayaan, fungsi kebudayaan, sifat hakikat kebudayaan, kepribadian kebudayaan dan gerak kebudayaan.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengeritan Manusia dan Kebudayaan
            Manusia berasal dari kata “ manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang (mampu mengusai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta , sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
            Manusia juga dapat di artikan berbeda baik menurut segi pandang biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (bahasa latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang di lengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana, dalam agama di mengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
            Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk kepada aturan hukum, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan seterusnya.Manusia di golongkan berdasarkan jenis kelaminnya.
            Kata “ Kebudayaan berasal dari (sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal – hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
            Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin colere, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudianculture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
            Seorang antropolog, yaitu E.B Tylor (1871) pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut
            Kebudyaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
            Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.

2.2  Unsur – unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur – unsur besar maupun unsur – unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping adanya unsur – unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain – lainnya.
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur – unsur pokok kebudayaan tadi, misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1.      Alat – alat teknologi
2.      Sistem ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik

Bronislow Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur – unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1.      Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.      Organisasi ekonomi,
3.      Alat – alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu di ingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.      Organisasi kekuatan.

Inti pendapat – pendapat para sarjana itu menunjuk pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga, senjata, alat – alat produksi, transport dan sebagainya).
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (pertanian, perternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3.      Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.      Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.      Sistem pengetahuan
7.      Religi (sistem kepercayaan)

2.3 Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
            Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Seperti; kekuatan alam, maupun kekuatan – kekuatan lainya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya. Kebutuhan – kebutuhan masyarakat sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karena kemampuan manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
            Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit unsur, yaitu;
1.      Alat – alat produktif
2.      Senjata
3.      Wadah
4.      Makanan dan minuman
5.      Pakaian dan perhiasan
6.      Tempat berlindung dan perumahan
7.      Alat – alat transport

Dalam tindakan – tindakanya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata – mata bertindak di dalam batas – batas untuk melindungi dirinya. Misalnya suku bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah jambi, masih bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya.
Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kemungkinan – kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil – hasil alam dan apabila mungkin mengusai alam. Perkembangan teknologi di negara – negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia, Prancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya  kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila manusia hidup sendiri, maka tak akan ada manusia lain yang merasa terganggu oleh tindakan –tindakannya. Akan tetapi setiap orang, bagaimanapun hidupnya, ia akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang anggota masyarakat yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Khususnya dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau  menurut istilah Ralph Linton “designs for living (garis – garis atau petunjukdalam hidup).
Unsur – unsur normatif yang merupakan bagian dari kebudayaan adalah sebagai berikut:
1.      Unsur – unsur yang menyangkut penelitian (valuational elements) misal apa yang baik dan buruk, apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan apa yang sesuai dengan keinginan dan apa yang tidak sesuai dengan keinginan.
2.      Unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya (Precriptive elements) seperti bagaimana orang harus berlaku.
3.      Unsur – unsur yang menyangkut kepercayaan (cognitive elements) seperti misalnya harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, pertungan, perkawinan, dan lain – lain.

Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri pada alam, juga kalau dia telah dapat hidup dengan manusia – manusia lain dalam suasana damai. Maka, timbullah keinginan manusia untuk menciptakan sesuatu untuk menyatakan perasaan dan keinginannya kepada orang lain. Dengan demikian, fungsi kebudayaan sangat besar bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah segenap perasaan manusia.

2.4  Sifat Hakikat Kebudayaan
Sifat hakikat kebudayaan adalah sebagi berikut;
1.      Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2.      Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.      Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4.      Kebudayaan mencakup aturan – aturan yang berisikan kewajiban – kewajiban, tindakan – tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan yang dilarang dan tindakan – tindakan yang diizinkan.
Sifat hakiat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, akan tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus memecahkan pertentangan – pertentangan yang ada di dalamnya yaitu;
1.      Kebudayaan bersifat universal ( terwujudnya kebudayaan yang berbeda, halmana tergantung pada pengalaman pendukungnya yaitu masyarakat. Contoh; bangsa Indonesia, bangsa Malaysia, bangsa Amerika dan bangsa Eropa mempunyai kebudayaan (jadi bersifat universal)).
2.      Kebudayaan bersifat stabil dan dinamis dan setiap kebudayaan mengalami perubahan – perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembngan – perkembangan, hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis.
3.      Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan, walaupun hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri. Jarang bagi seseorang untuk mengetahui kebudayaan sampai pada unsur – unsur yang sekecil – kecilnya, padahal kebudayaan tersebut menentukan arah serta perjalanan hidupnya.




2.5  Kepribadian dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiaannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya di dalam memberikan jawab dan tanggapan.
Jawaban dan tanggapan merupakan perilaku seseorang. Sebagai misal, apabila seseorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar dua orang. Keinginan untuk menyelesaikan perselisihan, keinginan untuk tidak mengacuhkan atau keinginan mempertajam perselisihan tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangkan tindakannya dalam mewujudkan keinginan tersebut merupakan perilakunya.
 






Tipe – tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.      Kebudayaan – kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan.
Contoh di Indonesia: adat istiadat melamar mempelai di Minangkabau adalah berbeda dengan adat istiadat melamar di Lampung. Di Minangkabau, lazimnya pihak wanita yang melamar, sedangkan di Lampung pada umumnya pihak laki – lakilah yang melamar calon istrinya.
2.      Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life).
Contoh; perbedaan antar seorang anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri diantara teman – temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan social dan kebudayaan yang tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
3.      Kebudayaan khusus kelas sosial.
Contoh kehidupan di Jakarta: cara berpakaian, etika dalam pergaulan, cara mengisi waktu senggang, bahasa yang di pergunakan dan sebagainya.
4.      Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai mazhab di dalam satu agama pun melahirkan pula kepribadian yang berbeda – beda di kalangan umatnya
5.      Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara – cara mereka bergaul.

2.6  Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab dia mengadakan hubungan – hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.

a.      Akulturasi kebudayaan
Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang tertentu dihadapkan pada unsur – unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur –unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat –masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan – hubungan, mungkin dalam lapangan pedagangan, pemerintahan dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya  akulturasi:
1.      Faktor interal
Adapun faktor internal yang mempengaruhi proses akulturasi adalah sebagai berikut:
Ø  Faktor – faktor yang berkaitan dengan jumlah penduduk seperti tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk
Ø  Adanya penemuan baru
Ø  Adanya Discovery. Discovery merupakan penemuan gagasan atau peralatan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Ø  Adanya invention atau kegiatan penyempurnaan dari sebuah penemuan yang sudah ada sebelumnya.
Ø  Adanya permasalahan/ konflik yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
Ø  Adanya pemberontakan atau revolusi dari pihak tertentu.

2.      Faktor eksternal
Faktor dari luar yang mempengaruhi proses akulturasi yaitu sebagai berikut:
Ø  Perubahan kondisi alam
Ø  Terjadi peperangan
Ø  Adanya pengaruh dari kebudayaan lain, yang terjadi melalui difusi, akulturasi dan asimilasi. Difusi merupakan penyebaran kebudayaan. Akulturasi adalah gabungan dari beberapa kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khasnya masing – masing. Sedangkan asimilasi adalah merupakan perpaduanbeberapa budaya yang menghasilkan budaya baru tapi ciri budaya lama malah hilang atau tidak tampak
Dampak akulturasi
Menurut saebani, ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh akulturasi:
v  Terjadi perubahan sudut pandang tentang kehidupan masyarakat. Misalnya  dulunya silaturahmi kepada keluarga harus dilakukan dengan berhadap – hadapan. Namun sekarang, seiring perkembangan zaman, silaturahmi bisa dilakukan lewat telepon atau pesan singkat.
v  Terjadi perubahan dalam pergaulan. Masyarakat kian terbuka pada beberapa hal yang dianggap tabu. Contoh; remaja sekarang tak canggung lagi memamerkan kemesraan di depan public
v  Masyarakat semakin terbuka pada ilmu pengetahuan, misalnya tertarik pada penemuan baru, tertarik pada teknologi canggih.
v  Perubahan dari segi mentalitas, rasa malu, dan kemampuan masyarakat. Contohya; seperti perempuan dulunya tidak bekerja dan hanya berada di rumah saja. Namun sekarang, banyak sekali perempuan bekerja atau menjadi pengusaha. Bahkan ada perempuan yang berkecimpung di dunia politik.

§  Unsur – unsur kebudayaan asing yang mudah di terima adalah:
ü  Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat – peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contoh; mesin ketik yang dahulu dipakai dapat digantikan dengan computer dan printer yang akan memudahkan masyarakat untuk mengolah dokumen, surat, tugas dan banyak lagiyang dapat mempermudah kehidupan manusia.
ü  Unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misal radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat masa media. Munculnya kamera digital memberi manfaat yang sangat besar bagi Fotografer, selain mempercepat produksi, kamera digital juga memberikan hasil yang lebih baik daripada kamera yang masih menggunakan film.
ü  Unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur- unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetehuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik – pabrik penggilingan.

§  Unsur – unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat misalnya:
ü  Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain – lain.
ü  Unsur – unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali di ubah dengan makanan pokok yang lain.
ü  Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu – individu yang cepat menerima unsur – unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang – orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
ü  Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok individu – individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuiakan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik, dapat menghasilkan integrasi antara unsur – unsur kebudayaan asing dengan unsur – unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur – unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi di anggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.




BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
                Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari – hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Allah Swt.
Manusia mempunyai tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga, senjata, alat – alat produksi, transport dan sebagainya).
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (pertanian, perternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3.      Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.      Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.      Sistem pengetahuan
7.      Religi (sistem kepercayaan)

Kebudayaan juga mengalami perubahan – perubahan kebudayaan adalah sauatu keadaan dalam masyarakatyang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur – unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.



3.2   Saran
Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada sub bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih dalam.


















DAFTAR PUSTAKA
·         Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada
·         https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/10/24/makalah-manusia-dan-kebudayaan/